YEES! (Youth Education and Entrepreneurship Summit) 2017, Istanbul Turkiye
Apa Kabar Masisir {Suara PPMI edisi:3}
Oleh : Nur Laili Maftukhah
Oleh : Nur Laili Maftukhah
“Negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki!”(Ridwan Kamil)
Pemuda merupakan “pasak” negara. Jika pasak itu dicabut ataupun
patah maka yang ditompangpun akan roboh. Istilah seperti pemegang estafet, agen
perubahan, penerus bangsa akrab melekat untuk menggambarkan sosok pemuda. Akan
tetapi, dengan menjamurnya fenomena akan krisis kepemudaan saat ini, langkah apa
yang akan kita lakukan untuk kembali mengukuhkan identitas kita sebagai “pasak”
negara?
Firdaus Guritno, Ketua PPI
Istanbul 2012-2013, menyuarakan solusinya pada YEES! (Youth Education and
Entrepreneurship Summit 2017) yang akan diadakan pada tanggal 22-25 September
2017 bertempat di Istanbul, Turki. Selain merupakan anak program dari komunitas
YBB (Youth Break The Boundaries), acara ini merupakan hasil kolaborasi antara
visi misi komunitas dengan keadaan terkini tentang kepemudaan.
Tujuan utama diadakannya acara ini adalah memberikan solusi kepada
pemuda Indonesia untuk keluar dari zona amannya, menembus batasan-batasan yang
ada, menyuarakan ide-idenya, serta berpartisipasi dalam permainan global
sebagai pemuda, pelajar, dan pengusaha muda. Oleh karenannya, nama YEES!
dicetuskan yang mencakup semua tujuan utama diadakannya konferensi ini.
Forum mega tahunan ini melibatkan Negara Turki sebagai tuan rumah
tepatnya di Istanbul dan mahasiswa Indonesia yang berada di seluruh dunia.
Pemberian gelar mega pada acara ini bukan tanpa alasan, karena acara ini
menargetkan untuk menghadirkan banyak pembicara yang akan mengisi dua puluh
satu topic dari konferensi ini. “Target untuk peserta minimal 200 orang dari
berbagai benua dan negara”, Ungkap Firdaus.
Tema yang disajikan untuk konferensi tahun ini adalah “Empowering
Self and Community Potential into World Collaboration of Education and
Entrepreneurship”, Firdaus menjelaskan, latar belakang dari pengambilan tema
ini tak lain adalah karena keinginan agar tidak hanya individu yang menyadari,
namun juga pemerintah secara local, komunitas, hingga negara bahwa perlu adanya
kolaborasi dalam hal pendidikan dan ‘entrepreneurship’. Khususnya dalam dekade
ini fakta akan menurunnya tingkat pelajar Indonesia yang berkuliah di luar negeri
menjadikan kita harus memberikan dorongan lebih kuat lagi agar bisa lebih
banyak berkolaborasi dengan negara-negara maju.
Turki merupakan negara dengan mayoritas pemuda hingga 60% dari
total penduduk. Turki juga sudah mulai merambah dunia pendidikan internasional
dengan penerimaan besar-besaran mahasiswa asing di universitas-universitas
mereka bahkan hingga di pelosok negara. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari
pergerakan aktif negara ini khususnya Istanbul, sebagai lambing kota modern
yang penuh sejarah. Sejak masa Byzantium hingga Utsmani, dan kini menjadi
pesona dunia pariwisata dengan keindahan daratannya yang terbelah menjadi
batasan antara dua benua yaitu Asia dan Eropa.
Sebagai persyaratan untuk mengikuti ajang bergengsi ini, beberapa
kriteria telah ditentukan seperti penulisan abstrak yang isinya sesuai dengan
21 subtopik yang disediakan di website resmi YEES!, selebihnya adalah mengenai
kreatifitas ide dan potensi dari abstrak
yang ditulis peserta.
“Harapan kedepannya, YEES! bisa menjadi ajang tahunan yang
memberikan manfaat sebesar-besarnya khususnya untuk pemuda Indonesia sebagai
wadah untuk diskusi, berbagi informasi, menciptakan peluang baru, melahirkan
solusi, menciptakan aksi, dan membangun kebersamaan dalam mengikuti arus global
khususnya dalam menghadapi pasar bebas Asia 2020 ini. Pemuda kita harus lebih
memiliki ‘softskill’ tambahan dan kemampuan kolaborasi yang baik dengan
negara-negara lain jika ingin memajukan negara Indonesia dan mengukuhkan
identitas pemuda yang sempat meredup” ujar pemuda asal Banjarmasin ini di
penghujung wawancara.
Comments
Post a Comment